Selasa, 04 Januari 2011

Taman Wisata Buah Mekarsari


Taman Wisata Mekarsari di Jonggol Km.3 Cileungsi dibangun atas prakarsa Alm. Ibu Tien Soeharto yang dilandasi keinginan luhur :
(a) Meningkatkan harkat dan martabat kaum tani melalui pembangunan industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.
(b) Menggangkat derajat buah-buahan Indonesia baik di dalam negeri maupun di mata dunia.
Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati tropika terbesar di dunia, dan memiliki berbagai jenis buah-buahan yang khas dari segi citarasa, bentuk dan warna. Namun potensi itu belum sepenuhnya dimanfaatkan, baikuntuk peningkatan kesejahteraan maupun pendapatan petani dan juga peningkatan gizi keluarga.
Menjelang era globalisasi produk buah-buahan lokal harus mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan bila memungkinkan ikut bersaing dalam pasaran dunia. Karena itu kehadiran Taman Buah Mekarsari sebagai salah satu Kebun Koleksi Plasma Nutfah Buah-buahan Tropis terbesar di dunia, menandai awal dari era kebangkitan buah-buahan Indonesia menuju masa keemasannya.
Falsafah Lamtorogung Taman Buah Mekarsari disajikan dalam Pola Daun Lamtorogung yang merupakan simbol tanaman serbaguna, sebagai penyubur dan pelestari lingkungan dan pemenuh kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah.
Tujuan
Taman Wisata Mekarsari sebagai pusat pelestarian plasma nutfah hortikultura/ buah-buahan Indonesia (tropis) dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, budidaya, dan wisata. Secara terinci tujuan pokok Taman Buah Mekarsari adalah untuk:
a.       Menciptakan kebun hortikultura yang terdiri atas kebun buah, kebun sayur, dan tanaman hias.
b.      Memberikan alternatif obyek wisata baru bagi wisatawan asing maupun domestik.
c.       Taman rekreasi hortikultura yang kelak dapat dikembangkan menjadi pusat studi hortikultura terutama bagi buah-buahan dan sayur-sayuran dataran rendah.
d.      Memanfaatkan potensi yang ada untuk pengembangan, penelitian, dan produksi, baik melalui pembinaan maupun pemberdayaan para petani.
e.       Menciptakan lapangan kerja baru di lingkungan kecamatan Cileungsi.
f.       Memanfaatkan secara maksimum segenap potensi yang ada dengan azas pertimbangan keselarasan lingkungan tetap terjaga.
Areal Taman
Taman Buah Mekarsari dibangun di atas areal bekas perkebunan karet di wilayah Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Luas areal seluruhnya 264 Ha, menghampar di desa Mekarsari, Dayeuh, Mampir, dan Cileungsi Kidul, berada pada ketinggian 70-80 meter di atas permukaan laut.
a.       Areal Kebun Buah 88 Ha, terdiri dari 5 blok (A-E)
b.      Areal Lansekap 20 Ha
c.       Rumah Plastik 12 unit seluas 3000 m2 berdiri di atas lahan seluas 2 Ha, menampung tanaman hidroponik, tabulampot, dan Melati Susunwangi.
d.      Kebun Sayur dan Sawah seluas 10 Ha terdiri dari aneka sayur-sayuran, palawija, padi darat (gogo) dan padi sawah.
e.       Kebun Bibit seluas 5 Ha sebagai pusat pembibitan tanaman buah dan tanaman hias.
f.       Danau Cipicung 20 Ha.
g.      Bangunan dan Sarana Jalan 20 Ha.
h.      Areal Pengembangan (yang digarap) 99 Ha.
Bidang Kegiatan
a.       Koleksi Tanaman Buah
b.      Produksi Buah
c.       Produksi Bibit Buah Bermutu
d.      Pengembangan Tanaman Buah dalam Pot
e.       Wisata Kebun Buah
f.       Jasa Informasi Hortikultura
g.      Studi Kelayakan Usaha
h.      Konsultasi
i.        Pendidikan dan Penyuluhan Hortikultura (Buah-buahan)
j.        Penelitian Terapan
k.      Koleksi dan Pengembangan Tanaman Hias Komersial.
Pada kunjungan kali ini ke Taman Buah Mekarsari, kami mengunjungi 2 lokasi untuk menambah pengatahuan dalam bidang Biologi, lokasi tersebut adalah Nursery dan Lab Biosari (KJT), berikut ulasan mengenai 2 tempat tersebut :
a.      Nursery
Nursery merupakan suatu lokasi di mana tanaman dipelihara dan dirawat, terutama bagi tanaman yang masih muda, berukuran kecil, atau tanaman yang membutuhkan perawatan khusus. Biasanya nursery dapat berupa green house atau rumah plastik. Rumah plastik memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1)      Tanaman dapat berbuah lebih baik
2)      Munculnya buah tidak mengenal musim
3)      Mencegah hama dan penyakit
4)      Menciptakan lingkungan fisiologis yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
5)      Tahapan penanaman pada rumah plastik
6)      Penanaman pada polibeg
7)      Penanaman pada pot kecil
8)      Penanaman pada pot besar
9)      Penanaman pada tabung/drum besar
Adapun proses budidaya tanaman di lokasi pembibitan :
1)      Fase generatif
Dikenal pula sebagai fase penyemaian biji. Di sini tumbuhan budidaya dilakukan perbanyakan secara generatif dengan menggunakan biji. Tujuannya ialah untuk mendapatkan tanaman yang memiliki batang dan sistem perakaran yang kuat.
Media tanam yang digunakan antara lain berupa arang sekam, tanah, dan kompos dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Media tanam dicampur dengan merata lalu biji disemai. Biji akan berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru yang memiliki sistem perakaran yang kuat.
2)      Fase vegetatif
Merupakan cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tubuh tumbuhan selain biji. Pada fase ini tanaman yang tumbuh dari biji akan dijadikan sebagai batang bawah di dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif terutama pada sambung pucuk. Hal ini dikarenakan tanaman dari biji memiliki akar yang kuat sehingga cocok dijadikan sebagai batang bawah.
Keunggulan perbanyakan secara vegetatif:
a)      Diperoleh tanaman baru dengan sifat sama seperti induknya.
b)      Diperoleh tanaman baru dengan sifat baru yang merupakan perpaduan dari dua individu.
c)      Diperoleh tanaman baru dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
d)     Waktu yang dibutuhkan bagi tanaman untuk tumbuh dewasa pada fase ini sekitar 3 – 3,5 tahun.
e)      Jenis tanaman yang dapat diperbanyak secara vegetatif antara lain jambu air, mangga, manggis, durian, dan lain-lain.
Macam-macam perbanyakan secara vegetatif :
a)      Stek
Alat dan bahan  : memilih cabang tanaman yang akan distek, pisau/cutter, tali, plastik penyungkup.
Cara kerja :
1)      Memilih tanaman yang akan distek
2)      Memotong cabang tanaman antara 2 cm dari batang pokoknya, tergantung jenis tanaman
3)      Memotong cabang yang akan distek sepanjang 15 cm, pemotongan dilakukan sekali potong cabang harus sudah putus. Membentuk potongan sesuai dengan yang dikehendaki bisa mendatar atau miring
4)      Mengangin-anginkan bahan stek selama 2 jam agar bekas luka mongering, membersihkan luka hasil pemotongan dengan air bersih dan mengelap menggunakan tisu
5)      Meningkatkan pertumbuhan dengan cara pangkal dahan yang akan distek dicelupkan ke dalam zat perangsang pertumbuhan akar dan menganginkan lagi selama 2 jam. Bahan stek siap ditanam di dalam media tanam dengan kedalaman 3-5 cm.
b)      Cangkok
Alat dan bahan : pisau atau cutter, tanaman induk, root up, tali, plastik pembungkus ( biasanya plastik es bon-bon), tali. Coco peat.
Cara kerja:
1)      Memilih tanaman yang akan dicangkok.
2)      membuat bola cangkok dari coco peat dan plastik es bon-bon.
3)      Memilih batang tanaman yang akan dicangkok dengan kriteria yaitu batang harus sudah agak tua atau berwarna kecoklatan.
4)      Membuat jarak keratan sekitar 1 – 2 cm.
5)      Mengelupas kulit pada keratan.
6)      mengerik kambium agar antara kulit atas dan kulit bawah tidak menyatu kembali.
7)      mengolesi keratan bagian atas dengan menggunakan root up untuk menumbuhkan akar.
8)      menutup luka keratan dengan media cangkok (bola cangkok) yang telah dibuat.
9)      setelah 2 minggu akar akan tumbuh.
a.       Menyambung
Alat dan bahan: pisau / cutter, tanaman yang akan menjadi batang bawah dan batang atas, tali, plastik penyungkup.
Cara kerja :
1)      Menyiapkan batang bawah dan batang atas.
2)      memotong bagian pucuk pada batang yang akan dijadikan batang bawah, pada potongan dibelah sedikit membentuk huruf V.
3)      Meruncingkan batang bagian pucuk dari tanaman lain yang akan di sambung.
4)      menyisipkan batang bagian atas pada belahan batang bagian bawah.
5)      Mengikat dengan tali pada sambungan agar tidak lepas.
6)      Memberi penyungkup pada batang yang disambung guna mengurangi penguapan.
7)      Setelah ± 3 minggu, batang akan tumbuh tunas baru.
b.      Okulasi
Alat/bahan : 1 buah tanaman yang akan diambil tunasnya dan 1 buah tanaman yang akan ditempeli tunas, pisau/cutter, tali, plastik penyungkup
Cara kerja :
1)      Memilih batang yang akan diokulasi.
2)      Menyiapkan mata tunas.
3)      Memasukan mata tunas ke kulit tanaman yang telah dikelupas kulitnya.
4)      Mengikat mata tunas dengan plastik.
5)      Melepaskan plastik setelah 2 minggu.
6)      Memotong batang atas setelah tunas tumbuh dengan baik.
b.      Kultur Jaringan Tanaman
Kultur adalah budidaya, jaringan adalah adalah sekelompok sel yang mempuntai bentuk dan fungsi yang sama. Maka kultur jaringan berarti membudidayakan suat jarinagan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Kultur dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pembuatan media, proses subkultur, dan media subkultur. Ada 2 proses yang ada pada kultur jaringan yaitu : multifikasi dan proses perakaran. Pada proses multifikasi pohan harus dibuang, sedangkan pada tunasnya digunakan sebagai bahan kkultur. Tujuan dari multifikasi untuk mendapatkan banyak anakan. Sedangkan pada proses perakaran tanaman ditanam langsung pada tanah.
Dari beberapa tahapan kultur yang sering terjadi kegagalan adalah tahap inisiasi (tahap awal pemindahan tunas ke media), karena adanya cendawan dan bakteri. Media yang digunakan untuk kultur jaringan pada beberapa tanaman berbeda-beda berdasarkan ukuran pH. Proses multifikasi lebih condong untuk pembuatan tunas dengan zat pengatur tumbuhnya adalah sitokinin.
Cara awal pada pengkulturan dapat dilakukan dengan mengambil tunas. Apabila hal tersebut gagal, maka perbanyakan tanaman dapat diambil dari bijinya. Tanaman yang sulit pengkulturannya adalah tanaman berkayu, dengan kegagalan pada saat perakaran. Sedangkan tanaman yang mudah pengkulturannya adalah tanaman berumbi. Cara pengambilan explan (tanaman yang akan digunakan untuk kultur jaringan) adalah dengan biji, batang , bunga, dan lain sebaginya. Tanaman yang ditanam melalui kultur jaringan antara lain nanas, melon, semangka, dan salak.
Cara-cara pengkulturan antara lain :
1)      Bonggol atau tanaman tunas dari tanaman induk diletakkan pada media pasir diolit.
2)      Setelah muncul tunas, tunas tersebut dicuci dengan air streril.
3)      Kemudian dimasukan fungisi 10 mg/ml
4)      Kemudian dibawa ke lamina.
5)      Media standar yang digunakan adalah media MS.
Larutan yang dugunakan pada pengkulturan antara lain : NH4HO3, KNO, Kalium Sitrat, Amunium Nitrat, Tembaga, Nikel, Kobalt, CuSO4, FesO4+Natrium. pH yang digunakan 5,7-5,8 (pH asam tanah). Vitamin yang dibutuhkan adalah B1, B6, dan B12. Hormon yang dibutuhkan pada kultur jaringan adalah :
1)      Auksin untuk perangsang timbulnya akar.
2)      Sitokinin untuk perngsang tunas.
3)      Gibrelin untuk pertumbuhan.
4)      Sumber energi yang digunakan berasal dari gula pasir.
Pensterilan alat : untuk alat yang tidak terlalu steril waktunya 15-30 menit. Sedangkan untuk alat-alat yang sudah terkontaminasi lamanya penstrerilan dengan autuklaf 1 jam.
Cara-cara aklitimasi :
1)      Tunas dikeluarkan dari botol kultur.
2)      Dicuci dengan air biasa.
3)      Dicuci dengan fungisida dan disterilkan selama 3 menit.
4)      Ditaman dalam kokopit (sabut kelapa yang duhaluskan).
5)      Disungkup selama 1 bulan dan dberi air 1 minggu sekali.
6)      Setelah 1 bulan ditaman dalam media (1 sendok tanah, 2 sendok pupuk kandang, dan 3 sendok sekam).
7)      Disiram dan didiamkan ditempat yang teduh.
8)      Dipindahkan ke pot setelah 3 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar