Senin, 17 Januari 2011

sistem ekskresi


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu serta  asam urat yang melibatkan alat ekskresi yang terdiri dari ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat disekresikan melalui semua alat ekskresi. 
1.      Warna, normal urine berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit. Pada data diatas didapat hasil normal karena warna urine praktikan kekuning- kuningan.
2.      Bau, Normal urine berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. Pada hasil yang didapat pada urine praktikan juga normal.
3.      Volume, adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010 – 1025 ml. Volume yang dihasilkan berbeda-beda ada yang 100 ml hingga 200 ml, itu disebabkana karena jumlah air yang diminum, apabila air yang diminum banyak, konsentrasi protein darah menurun dan konsentrasi air meningkat, karena ada tekanan koloid protein menurun, sehingga tekanan filtrasinya kurang efektif. Akibatnya air yang diserap berkurang. Hasilnya urine yang diproduksi menigkat.
4.      Kejernihan, normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.
5.      pH, normal pH urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinnnya sedikit alkali.
Kandungan urin normal mengandung sekitar 96% air dan 4%  benda – benda padat yang meliputi 2% urea dan 2% metabolik lain. Hasil metabolik lain tersebut antara lain zat warna empedu yang berperan member warna kuning pada urine, garam-garam mineral seperti natrium dan kalium klorida, serta zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin B dan C. Volume urine manusia hanya 1% dari filtrate glomerolus, artinya 99% filtrate glomerolus akan diserap kembali. Setiap harinya, jumlah air yang diserap kembali 178 liter, garam 1200 gram, dan glukosa 150 gram.
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu yang pertama adalah Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam. Yang kedua adalah Reabsorbsi (penyerapan kembali), dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. Dan yang terakir adalah augmentasi (penambahan) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi produksi urine itu sendiri adalah :
1.      Hormon Antidiuretik (ADH), apabila konsentrasi air di dalam darah turun, maka ADH disekresikan dan dialirkan kedalam ginjal bersama darah. Akibatnya permeabilitas dinding tubulus distal dan saluran pengumpul terhadap air masuk, diserap kembali, akibatnya urine yang terbentuk sedikit, sebaliknya jika konsntrasi air didalam darah tinggi, maka sekresi ADH berkurang, sehingga produksi urine meningkat.
2.      Jumlah Air yang diminum, Apabila jumlah air yang diminum banyak, konsentrasi protein dalam darah menurun dan konsentrasi air meningkat. Karena itu tekanan koloid protein menurun, sehingga tekanan filtrasi menjadi kurang efektif. Akibatnya air yang diserap berkurang. Hasilnya urine yang diproduksi meningkat.
3.      Konsentrasi Hormon insulin, Apabila konsentrasi hormone insulin rendah, maka kadar gula dalam darah tinggi dan akan dikeluarkan melalui tubulus distal. Keberadaan zat gula tersebut akan mengganggu proses penyerapan kembali air didalam tubulus distal, karena konsentrasi gula menngkat. Akibatnya orang yang bersangkutan akan sering mengeluarkan urine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar