Kamis, 31 Maret 2011

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


KAJIAN PUSTAKA

1.      Kajian Teori
  1. Pengertian Media Visual
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam Akhmad Sudrajat (2008) beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran : (1) Schramm menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, (2) Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya, (3) National Education Associaton mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang–dengar, termasuk teknologi perangkat keras, (4) Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.
Media pembelajaran mempunyai ciri – ciri umum, diantaranya :
1)      Dapat diamati melalui panca indera atau dapat diraba, dilihat, didengar, dan dirasakan.
2)      Ditekankan pada benda – benda yang dapat dilihat dan didengar.
3)      Dapat digunakan dalam rangka hubungan komunikasi antara guu dan siswa.
4)      Sebagai alat bantu mengajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5)      Berfungsi sebagai perantara yang digunakan dalam rangka pendidikan, mengandung aspek – aspek yang sangat erat hubungannya dengan metode mengajar.
Menurut Azhar dalam Zaidah (2008) media visual merupakan media penglihatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi baru dimana informasi tersebut diterima melalui penglihatan. Media visual dibedakan :
1)      Media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai struktur atau ukuran bidang datar, jadi hanya memiliki sumbu X dan sumbu Y, seperti film bisu, slide, film strip, film loof, epidiaskop, OHP, wallsheet (peta, diagram, charta, grafik, dan sebagainya).
2)      Media tiga dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran ruang, jadi memiliki 3 sumbu X, Y, Z. Yang termasuk media ini adalah mogel, specimen obyek, maket, dan sebagainya.
  1. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok – kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Wina Sanjaya, 2010). Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : (1) adanya peserta dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Wina Sanjaya (2010) menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif ini bisa digunakan jika : (1) guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individual dalam belajar, (2) jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar, (3) jika guru ingin menanamkan bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya dan belajar dari bantuan orang lain, (4) jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum, (5) jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat pertisipasi mereka, (6) jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi pemecahan.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000) dalam penelitian Sutino (2008), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
  1. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head Together)
Menurut Muslimin dalam Linda (2008) Number Head Together (NHT) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai ganti mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan 4 langkah sebagai berikut :
Langkah 1 : Penomoran. Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 3 – 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diber nomor 1 – 5.
Langkah 2 : Mengajukan pertanyaaan. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dan dalam bentuk kalimat tanya.
Langkah 3 : Berfikir bersama. Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Langkah 4 : Menjawab. Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

  1. Hasil Belajar Biologi
Upaya  belajar menurut Wina Sanjaya (2010) adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan.
Dimyati dan Mudjiono (1999) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2003) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1.      Ranah Kognitif : Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2.      Ranah Afektif : Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3.      Ranah Psikomotor : Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. 
Dapust : 
Akhmad Sudrajat. 2008. Media Pembelajaran.http://www.psb-plasma.org/content/blog/media-pembelajaran.   
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Linda Herliana Sari. 2008. “Penerapan Pendekatan Konstektual dengan Strategi Pembelajaran Tipe NHT dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Matematika (PTK di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Kelas VIII Tahun Ajaran 2008/2009)” (Skripsi S-1 Progdi Matematika). Surakarta : FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Sutino, 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelereted Instruction) Mata Pelajaran Matematika Kelas VI di SDN Candi I. Pacitan: Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan.
Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 
Zaidah Akromatul Hidayati. 2008. “Penggunaan Media Tiga Dimensi dalam Pelaksanaan Kurikulum 2006 untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI A SMA Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008” (Skripsi S-1 Progdi Biologi). Surakarta : FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.