Senin, 10 Januari 2011

Algae, Briophyta, Pteridophyta


Klasifikasi dalam dunia tumbuhan didasarkan pada ciri – ciri morfologi luar dan dalam serta tanda – tanda fisiologi yang meliputi proses fisiko – kimia yang terjadi dalam tubuh tumbuhan. Yang disebut pertama merupakan dasar dalam klasifikasi filogenetik, karena hereditas (sifat turun temurun) biasanya diungkapkan sebagai morfologi luar dan anatomi tumbuhan. Ada 2 subregnum tumbuhan tingkat rendah yaitu Thallophyta dan Bryophyta. Thallophyta merupakan tumbuhan tanpa akar, batang dan daun sejati. Tubuh tumbuhan ini tidak terdeferensiasi dalam fungsi, tidak ada jaringan pembuluh, gamet hanya diliputi oleh dinding sel. Sel kelamin yang telah dibuahi (zigot) tidak berkembang menjadi lembaga (embrio) pada saat masih tertutup organ kelamin betina. Thallophyta ada yang berklorofil, ada yang tidak berklorofil. Thallophyta berklorofil terdiri dari 7 divisi yaitu Chlorophyta (ganggang hijau), Cyanophyta (ganggang hijau-biru), Euglenophyta (ganggang sepatu), Chrysophyta (ganggang pirang), Pyrrhophyta (ganggang karangan), Phaeophyta (ganggang cokelat), Rhodophyta (ganggang merah). Thallophyta tanpa klorofil terdiri dari 3 divisi yaitu Schizophyta (berbiak dengan pembelahan sel), Myxomycophyta (cendawan lender), Eumycophyta (fungi). Subregnum kedua yaitu Embryophyta, zigotnya berkembang menjadi lembaga bersel banyak ketika masih tertutup dalam organ kelamin betina (arkegonium) atau dalam kantung lembaga. Ada 2 divisi yaitu Bryophyta (lumut) dan Tracheophyta (berpembuluh, kebanyakan tumbuhan paku) (Siti, 1983).
Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ini ada berbentuk uniseluler (contoh Chlorococcus sp), koloni (Volvox sp), benang (filamen) (contoh Spyrogyra sp) serta bercabang atau pipih (contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema sp). Ciri-ciri lainnya pada alga adalah, alga ini tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik. Pigmen lain yang terdapat di dalam sel-sel alga adalah:
Fikosianin        = warna biru
Xantofil           = warna kuning
Karoten           = warna keemasan
Fikosantin       = warna pirang
Fikoeritrin       = warna merah (Budi, 2009).
            Alga merupakan protista yang mirip tumbuhan dan diklasifikasikan berdasarkan perbedaan pigmen yang dominan, yaitu menjadi empat Phyllum diantaranya adalah Chlorophyta (alga hijau), Rhodophyta (alga merah), Phaeophyta (alga coklat), dan Chrysophyta (alga keemasan). Sedangkan Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih sederhana atau dikenal dengan tumbuhan yang tidak berpembuluh. Pada umumnya dikenal tiga kelas tumbuhan lumut, yaitu Bryopsida lumut daun), Hepaticopsida (lumut hati), Anthoceropsida (lumut tanduk). Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berpembuluh atau disebut juga tumbuhan berkomus yaitu yang sudah memiliki akar, batang dan daun yang sebenarnya. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam empat divisi, yaitu Psilophyta, Lycopodophyta, Equisetophyta, dan Pterophyta. (Arif, 2009)
Algae hijau (clorophyta) merupakan algae yang menyerupai Euglenophyta dalam hal pigmen fotosintetik (klorofil a dan b), namun sel – selnya terkurung dalam dinding selulosa yang kaku. Contoh dari Chlorophyta adlah Chlamydomonas (berflagella) dan Ulva. Ulva merupakan algae yang bentuknya mirip selada, merupakan algae multiseluler. Garis antara koloni sel – sel individu dan organisme tunggal tidak selalu mudah ditarik. Alga pirang (Chrysophyta) memiliki karotenoid coklat kuning yang disebut fukosantin. Juga memiliki klorofil a dan c. Kebanyakan merupakan alga uniseluler dan banyak yang berflagella. Alga merah (Rhodophyta) kebanyakan multiseluler. Alga merah melaksanakan fotosintesis dengan klorofil a. alga merah juga mempunyai fikosianin dan fikoeritrin dalam membrane fotosintetiknya. Kedua pigmen ini berguna sebagai pigmen antena yang meneruskan energi yang diserap kepada klorofil a (Kimball, 1992).
Briofita menunjukkan adaptasi penting yang pertama kali membuat perpindahan dari air ke daratan. Gamet pada briofita berkembang di dalam gametangia. Gametangium jantan dikenal sebagai anteridium, menghasilkan sperma berflagella. Setiap gametangium betina atau arkegonium menghasilkan satu telur (ovum). Sel telur tersebut dibuahi dalam arkegonium dan berkembang menjadi suatu embrio di dalam selubung pelindung organ betina. Briofita tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang diperlukan untuk menyokong tumbuhantinggi di daratan. Sebagian besar tingginya hanya 1 – 2 cm, dan ada yang paling besar ukuran tingginya kurang dari 20 cm. Lumut (briofita) hidup di tempat lembab dan teduh untuk menjaga agar tumbuhan ini tidak mengalami kekurangan air karena sebagian besar briofita tidak memiliki jaringan pembuluh (Campbell, 2005).
Tumbuhan paku – pakuan (pteridophyta) merupakan tumbuhan yang terdiri dari saprofit (tubuh tumbuhan itu sendiri). Daunnya merupakan satu –satunya bagian tumbuhan yang tampak di atas tanah, rizom yang mengeluarkan akar – akar. Pada awal musim panas, bercak – bercak kecoklatan tampak pada bagian anak daun. Setiap bercak merupakan sorus yang di dalamnya berisi banyak sporangium. Dalam setiap sporangium, sel induk spora mengalami meiosis sehingga membentuk 4 spora. Jika kelembaban menurun, sel – sel bibir berdinding tipis dari setiap sporangium terpisah dan annulus membuka dengan perlahan – lahan. Lalu dengan gerak yang cepat, annulus itu meletik ke muka dan mengeluarkan sporanya. Jika spora paku – pakuan terbawa angin hingga menemui habitat yang sesuai maka akan berkecambah menjadi benang – benang sel. Masing – masing tumbuh menjadi protalus, yaitu struktur berbentuk jantung kecil, pipih, dan berwarna hijau. Tumbuh di permukaan tanah dan tertambat oleh rizoid yang dapat menyerap air dan mineral tanah (Kimball, 1990).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar